Senin, 06 Februari 2012

Renungan Diri


Seuntai Kata Maaf
Ayah Bunda Tercinta...
Seberapa jauh sudah aku melangkah
Namun tak sedetikpun luput dari ingatanmu
Tak pernah lepas dari doa restumu

Membesarkanku, mendidikku, menyayangiku
Selalu dengan sepenuh hatimu
Walau terkadang nyawa harus jadi taruhan
Namun tetap berjuang tanpa keputusasaan

Ayah Bunda tersayang..
Sesalku begitu luar biasa
Dosaku sudah tak terkira
Hanya maaf yang selalu ku pinta

Karena saat ini...
Aku baru menyadari
Bahwa selama ini aku telah buta
Buta melihat segala ketulusan

Ayah Bunda, Ku akui
Aku bukan anak berbakti
Aku sering menyakiti
Dan senantiasa membuat luka di hati

Tapi..yang sangat aku sesalkan
Mengapa aku tersadar
Di saat waktu tak lagi ada untukku
Di saat aku sudah tak berdaya lagi

Aku bingung...  Aku takut...
Apa yang harus kulakukan Ya Rabb?
Cukupkah kesempatan yang masih Engkau beri?
Masih kuatkah aku membagi setitik kebahagiaan itu?

Ayah Bunda...
Aku tau, jasamu tak bisa dinilai harta
Pengorbananmu tak sebanding  dengan isi dunia
Karena hanya di dirimu ada ketulusan dan kesucian cinta

Ayah Bunda..
Kalian adalah anugerah terindah dalam hidupku
Mutiara cinta dari lautan terdalam lubuk hatiku
Yang  kan selalu ku jaga dalam kerang  jiwaku

Dan di kertas usang ini
Aku ingin menuangkan segala keluh kesah diri
Sebagai curahan dari hati ini
Yang sungguh membebani

Aku ingin kalian tau...
Walaupun nanti aku tak lagi di dunia ini
Namun, cinta ini kan selalu bersemi
Selamanya, selamanya dan selamanya

Ayah Bunda...
Maafkan aku karena masa lalu
Aku memang terlambat menyadari
Namun, izinkan aku pergi
Dengan membawa  maaf tulus dan cinta suci
“ Terima kasih karena telah menjadi orang tua teristimewa bagiku”